Dari hasil pengamatan Byrnes di Indonesia, ada banyak sekolah anak usia dini yang berembel-embel internasional dan franchise. Hanya segelintir yang mempertahankan kualitasnya, sisanya, tidak menjaga kualitasnya, termasuk tidak menjaga kualitas tenaga pengajarnya.
Sekolah harus menjaga kualitasnya, metodologinya harus di-update, perkembangan keprofesionalitasannya harus dipertahankan, perkembangan pengetahuan seputar pengajaran anak juga harus selalu ditingkatkan, ungkap Byrnes kepada usai seminar kecil tersebut.
Sekolah harus menjaga kualitasnya, metodologinya harus di-update, perkembangan keprofesionalitasannya harus dipertahankan, perkembangan pengetahuan seputar pengajaran anak juga harus selalu ditingkatkan, ungkap Byrnes kepada usai seminar kecil tersebut.
Lalu, bagaimana cara memilih sekolah untuk anak usia dini yang terbaik? Byrnes menyarankan:
- Cek kurikulumnya. Ketahui apa saja yang akan diajarkan dan bagaimana cara pengajarannya.
- Bicara dengan gurunya. Lihat apakah ada gairah dari para guru untuk mengajar kepada anak-anaknya. Jika mereka hanya melakukan pekerjaan, percuma. Anak tak akan diperhatikan kebutuhannya, karena kebutuhan setiap anak itu berbeda. Tanyakan pula mengenai cara menghadapi anak, ungkap masalah anak Anda, dan perhatikan jawaban si guru. Guru yang baik seharusnya tahu mengenai cara menghadapi anak-anak dengan berbagai kebutuhan.
- Bicara pula dengan kepala sekolahnya. “Seorang kepala sekolah harus tahu dan paham mengenai pendidikan anak usia dini. Jika Anda tahu orang yang memimpin mengerti tugasnya, Anda akan tenang dan yakin bahwa sekolah si anak berjalan ke arah yang benar,” ujar Byrnes.
- Perhatikan pula lokasi belajarnya. Anak-anak masih belum paham benar apa yang aman dan tidak aman baginya. Pastikan lokasinya aman, tidak banyak benda-benda berbahaya bagi anak, serta bersih.
- Kunjungi sekolah di jam belajar. Lihat bagaimana anak-anak berinteraksi dengan sekelilingnya. Apakah ada senyum di sana? Apakah anak-anak di sana terlihat bahagia?
“Kalau anak-anak usia dini itu tidak tertawa atau tersenyum, bisa dibilang ada yang tidak beres di sana,” ungkap Byrnes.
- Cek kurikulumnya. Ketahui apa saja yang akan diajarkan dan bagaimana cara pengajarannya.
- Bicara dengan gurunya. Lihat apakah ada gairah dari para guru untuk mengajar kepada anak-anaknya. Jika mereka hanya melakukan pekerjaan, percuma. Anak tak akan diperhatikan kebutuhannya, karena kebutuhan setiap anak itu berbeda. Tanyakan pula mengenai cara menghadapi anak, ungkap masalah anak Anda, dan perhatikan jawaban si guru. Guru yang baik seharusnya tahu mengenai cara menghadapi anak-anak dengan berbagai kebutuhan.
- Bicara pula dengan kepala sekolahnya. “Seorang kepala sekolah harus tahu dan paham mengenai pendidikan anak usia dini. Jika Anda tahu orang yang memimpin mengerti tugasnya, Anda akan tenang dan yakin bahwa sekolah si anak berjalan ke arah yang benar,” ujar Byrnes.
- Perhatikan pula lokasi belajarnya. Anak-anak masih belum paham benar apa yang aman dan tidak aman baginya. Pastikan lokasinya aman, tidak banyak benda-benda berbahaya bagi anak, serta bersih.
- Kunjungi sekolah di jam belajar. Lihat bagaimana anak-anak berinteraksi dengan sekelilingnya. Apakah ada senyum di sana? Apakah anak-anak di sana terlihat bahagia?
“Kalau anak-anak usia dini itu tidak tertawa atau tersenyum, bisa dibilang ada yang tidak beres di sana,” ungkap Byrnes.
Satu hal yang dipesankan Byrnes, jangan pernah menyerahkan pemilihan sekolah anak usia dini kepada si anak. “Anak-anak belum mengerti apa yang harus diperhatikan. Saya sering sekali melihat orangtua menanyakan kepada anak, ‘Bagaimana sekolahnya? Kamu mau sekolah di mana?’ Itu bukan cara yang tepat untuk memilih lembaga pendidikan anak usia dini. Orangtualah yang bertanggung jawab dan bertugas memilih sekolah yang terbaik untuk anak,” tutup Byrnes.
(from:http://sukemo.com/)
(from:http://sukemo.com/)
0 comments:
Posting Komentar